Pendahuluan
Di zaman sekarang ini, dimana segala bidang berkembang pesat mengikuti arus globalisasi, keseharian manusia pasti tak lepas dari campur tangan internet. Dan tak dapat dipungkiri bahwa banyak manusia yang merasakan dampak positif dari internet itu sendiri. Meski tak hanya membawa dampak positif, terdapat pula dampak-dampak negatif yang secara berdampingan muncul bersama dampak positif yang ada. Akan tetapi, apakah internet itu hanya sebatas memberikan dampak positif dan negatif saja? Apakah ada pengaruh lain dari internet yang dapat membuat perilaku manusia menjadi berbeda? Sebab, hampir setiap saat manusia mengakses internet untuk berbagai keperluan melalui berbagai macam gadget, kapan dan dimanapun ia berada. Sehingga dapat dipastikan, terdapat adanya kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan perilaku seorang manusia berubah, yang nantinya pun perubahan ini juga dapat mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri. Kemungkinan-kemungkinan adanya pengaruh kepada perilaku manusia ini bisa saja dilihat dari intensitas pemakaian internet, adanya kecanduan terhadap internet, dan sebab-sebab lainnya. Dan untuk kali ini, pembahasan mengenai pengaruh internet terhadap para penggunanya (user), akan lebih banyak mengarah kepada para remaja yang dikatakan sebagai kalangan mayoritas yang menggunakan internet.
Pembahasan
Internet (interconnection networking) dapat diartikan sebagai suatu jaringan komputer tanpa batas yang dapat menghubungkan pengguna (user)
yang satu dengan pengguna lainnya, tanpa memerlukan interaksi secara
langsung. Para pengguna internet sendiri dapat menggunakan beragam
fasilitas internet seperti WWW (World Wide Web), email (electronic mail), FTP (File Transfer Protocol), mailing list, chat group, dan sebagainya. Internet juga kerap kali disebut sebagai cyberspace atau virtual word
karena sifat internet serupa dengan keseharian hidup manusia seperti
berkomunikasi hingga bertransaksi. Para pengguna internet pun berasal
dari berbagai kalangan dan usia, namun ternyata berdasarkan hasil
penelitian, kalangan remaja lah yang mendominasi pemakaian internet saat
ini. Akan tetapi, dikarenakan pendominasian ini, remaja dikhawatirkan
tidak dapat memilah dengan bijaksana mengenai segala aktivitas yang akan
ia lakukan dalam menggunakan internet.
Masa
remaja merupakan masa dimana individu sedang berada di dalam krisis
identitas, mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, dan selalu ingin
mencoba hal-hal baru. Pada masa ini pula individu mudah dipengaruhi oleh
lingkungan sosial, terutama teman-teman sebayanya. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Astutik Nur Qomariyah, dalam jurnalnya yang
berjudul Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan, dikatakan bahwa remaja pertama kali menggunakan internet dikarenakan untuk mencari
materi dalam menyelesaikan tugas
sekolah. Alasan lainnya yaitu karena mengenal internet dari teman
sebaya. Biasanya, para remaja melakukan empat dimensi kegiatan berikut
ini dalam menggunakan internet, yaitu: (1) Informasi (mencari materi
untuk tugas atau pelajaran sekolah, mencari berita terkini, menelusuri
hobi serta mengirim ataupun menerima email), (2) Aktivitas kesenangan
(bermain game online, chatting, blogging, atau bahkan membuka situs pornografi), (3) Komunikasi (mengunjungi social media, chatting),
dan (4) Transaksi (pembelian barang online). Dalam konteks ini, remaja
dapat terbilang sangat ketergantungan pada internet, karena yang paling
sering dilakukan oleh remaja dalam menggunakan internet adalah untuk
mencari materi dalam menyelesaikan tugasnya. Bahkan hal ini pun terus
meningkat setiap harinya.
Karena
beragamnya kegiatan yang dapat dilakukan pada internet, mungkin ini
menjadi salah satu faktor remaja berlama-lama berada di depan komputer.
Berawal dari intensitas yang lama dalam pemakaian internet, ternyata
dapat menimbulkan masalah yang kerap kali disebut dengan kecanduan
internet (internet addiction). Dalam hal ini, Babington dkk.
(2002) mengkategorikan kecanduan ke dalam 3 kategori, yaitu kecanduan
yang dapat dikatakan sehat (menghabiskan waktu untuk belajar atau
melakukan hal-hal kreatif), kecanduan tidak sehat (cybercrime, cybersex, internet gambling),
atau juga kecanduan yang merupakan kombinasi dari keduanya. Sementara
Young (1996), mengkategorikan perilaku manusia yang mengalami kecanduan
internet menjadi 5 macam, yaitu:
1. Cybersexual addiction, perilaku yang menelusuri situs-situs porno atau cybersex.
2. Cyber‐relationship addiction, perilaku yang hanyut dalam pertemanan dunia maya.
3. Net compulsion, perilaku yang terobsesi pada situs‐situs perdagangan tau perjudian.
4. Information overload, perilaku menelusuri situs informasi secara berlebihan.
5. Computer addiction, perilaku individu yang terobsesi pada game online.
Apabila
seorang individu terlihat sudah mengalami kecanduan internet, maka
menurut Suller, individu tersebut pasti akan menunjukkan perilaku
seperti berikut ini: melalaikan hal‐hal penting, hubungan dengan
orang-orang terdekat terganggu, orang‐orang yang dekat dengan individu
akan mengeluh dan merasa diabaikan karena adanya internet, individu akan
marah dan tersinggung jika perilakunya tersebut dikritik, merahasiakan kecanduannya, dan berusaha untuk berhenti dari kecanduan, tetapi tidak bisa. Akibat dari kecanduan internet ini pun lebih mengarah pada hal yang negatif. Hal ini dikemukakan oleh Setiawan (2009), dimana menurutnya, internet
memiliki pengaruh besar terhadap kenakalan remaja, dan dapat memicu
timbulnya perilaku dursila (berkata tidak sopan, perkelahian, berbohong
dan lain-lain). Jadi, ketika kecanduan internet sudah sangat menguasai
diri seorang remaja, maka sangat besar kemungkinannya remaja tersebut
melakukan berbagai kenakalan jika kecanduannya ini tidak tersalurkan
ataupun karena mendapat kritikan dari orang-orang sekitar.
Analisis dan Kesimpulan
Referensi
Kenakalan remaja akibat pengaruh internet ini biasanya berbentuk perkelahian akibat kecanduan game online bertema kekerasan, berkata tidak sopan di sosial media, berbuat asusila akibat dari pornografi, pemalsuan identitas, berbohong kepada orang tua, penipuan, dan lain-lain. Kenakalan remaja dalam jurnal Pengaruh Internet Terhadap Kenakalan Remaja,
dikatakan terjadi karena dua faktor, yaitu: faktor internal (individu
mengalami kecanduan internet, merasa kebutuhan pokok tidak terpenuhi)
dan faktor eksternal (dari lingkungan sosial, terutama teman sebaya).
Dalam mengatasi kenakalan ini, terdapat 3 cara yang dapat dilakukan,
antara lain: (1) Upaya preventif (upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga, sekolah serta masyarakat dan pemerintah), (2) Tindakan kuratif (tindakan pembinaan apabila kenakalan remaja sudah terlanjur terjadi), (3) Pembinaan agama.
Analisis dan Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat kita ketahui bahwa ternyata internet tidaklah selalu memiliki dampak yang menguntungkan bagi manusia. Internet sendiri memang terlihat benar-benar membantu segala aktivitas manusia dalam kesehariannya. Akan tetapi, ternyata memang terdapat pengaruh lain dari internet yang sangat signifikan terhadap para penggunanya (user), terutama dalam hal perilaku pengguna internet, yang mayoritas berasal dari kalangan remaja. Berawal dari tingginya intensitas pemakaian internet, kecanduan terhadap internet pun juga berkemungkinan tinggi mengidap para penggunanya, terutama remaja. Menurut saya pribadi, remaja saat ini mendapat pengaruh perubahan perilaku terhadap internet karena dengan adanya banyak fasilitas yang dapat dilakukan dengan internet (sehingga menyebabkan kecanduan), dan juga pengaruh dari teman sebaya mereka. Atau mungkin bisa juga karena dari pengaruh teman sebaya, akhirnya seorang remaja menjadi kecanduan internet, terlebih lagi kecanduan terhadap game online. Apabila realita saat ini dibandingkan dengan analisa jurnal yang telah saya paparkan diatas, maka kesinambungan antar keduanya sangatlah erat. Pada realita yang terjadi sekarang ini, banyak remaja yang kecanduan terhadap internet (khususnya game online) yang berujung melakukan kenakalan remaja untuk memenuhi kebutuhan kecanduan game onlinenya tersebut, mencuri atau berbohong kepada orang tua misalnya. Maraknya pornografi yang beredar diinternet serta situs-situs porno yang dapat dengan bebas diakses (tidak memberikan batasan umur atau pemerintah tidak memblokir situs porno), juga menyebabkan meningkatnya beragam kasus asusila yang terjadi. Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa kecanduan internet adalah pengaruh internet terhadap pengguna, terutama remaja, yang dapat membawa seorang individu melakukan berbagai macam kenakalan/tindak kriminal. Jikalau terjebak dalam kecanduan internet, berkecanduan lah yang sehat sepeti apa yang dikategorikan Babington pada penjabaran diatas. Karena sudah seharusnya kita sebagai pengguna internet bijaksana dalam menggunakan internet itu sendiri.
Referensi
1. Soetjipto, Helly P. (2005). Pengujian validitas konstruk kriteria kecanduan internet. Jurnal Psikologi. 32(2):74-91. Tersedia pada: http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/91. Diakses pada tanggal 7 November 2013.
2. MZ, Arifah Budhyati. (2012). Pengaruh internet terhadap kenakalan remaja. Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III. B:426-434. Tersedia pada: http://repository.akprind.ac.id/sites/files/conference-proceedings/2012/mz_15451.pdf. Diakses pada tanggal 8 November 2013.
3. Qomariyah, Astutik N. (2009). Perilaku penggunaan internet pada kalangan remaja perkotaan. Palimpsest Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Tersedia pada: http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/images/pdf/astutik.pdf. Diakses pada tanggal 7 November 2013.