Sunday, November 10, 2013

Pengaruh Internet Terhadap User

Pendahuluan 
Di zaman sekarang ini, dimana segala bidang berkembang pesat mengikuti arus globalisasi, keseharian manusia pasti tak lepas dari campur tangan internet. Dan tak dapat dipungkiri bahwa banyak manusia yang merasakan dampak positif dari internet itu sendiri. Meski tak hanya membawa dampak positif, terdapat pula dampak-dampak negatif yang secara berdampingan muncul bersama dampak positif yang ada. Akan tetapi, apakah internet itu hanya sebatas memberikan dampak positif dan negatif saja? Apakah ada pengaruh lain dari internet yang dapat membuat perilaku manusia menjadi berbeda? Sebab, hampir setiap saat manusia mengakses internet untuk berbagai keperluan melalui berbagai macam gadget, kapan dan dimanapun ia berada. Sehingga dapat dipastikan, terdapat adanya kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan perilaku seorang manusia berubah, yang nantinya pun perubahan ini juga dapat mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri. Kemungkinan-kemungkinan adanya pengaruh kepada perilaku manusia ini bisa saja dilihat dari intensitas pemakaian internet, adanya kecanduan terhadap internet, dan sebab-sebab lainnya. Dan untuk kali ini, pembahasan mengenai pengaruh internet terhadap para penggunanya (user), akan lebih banyak mengarah kepada para remaja yang dikatakan sebagai kalangan mayoritas yang menggunakan internet.
    
                                      Pembahasan
Internet (interconnection networking) dapat diartikan sebagai suatu jaringan komputer tanpa batas yang dapat menghubungkan pengguna (user) yang satu dengan pengguna lainnya, tanpa memerlukan interaksi secara langsung. Para pengguna internet sendiri dapat menggunakan beragam fasilitas internet seperti WWW (World Wide Web), email (electronic mail), FTP (File Transfer Protocol), mailing list, chat group, dan sebagainya. Internet juga kerap kali disebut sebagai cyberspace atau virtual word karena sifat internet serupa dengan keseharian hidup manusia seperti berkomunikasi hingga bertransaksi. Para pengguna internet pun berasal dari berbagai kalangan dan usia, namun ternyata berdasarkan hasil penelitian, kalangan remaja lah yang mendominasi pemakaian internet saat ini. Akan tetapi, dikarenakan pendominasian ini, remaja dikhawatirkan tidak dapat memilah dengan bijaksana mengenai segala aktivitas yang akan ia lakukan dalam menggunakan internet.

Masa remaja merupakan masa dimana individu sedang berada di dalam krisis identitas, mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, dan selalu ingin mencoba hal-hal baru. Pada masa ini pula individu mudah dipengaruhi oleh lingkungan sosial, terutama teman-teman sebayanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Astutik Nur Qomariyah, dalam jurnalnya yang berjudul Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan, dikatakan bahwa remaja pertama kali menggunakan internet dikarenakan untuk mencari materi dalam menyelesaikan tugas sekolah. Alasan lainnya yaitu karena mengenal internet dari teman sebaya. Biasanya, para remaja melakukan empat dimensi kegiatan berikut ini dalam menggunakan internet, yaitu: (1) Informasi (mencari materi untuk tugas atau pelajaran sekolah, mencari berita terkini, menelusuri hobi serta mengirim ataupun menerima email), (2) Aktivitas kesenangan (bermain game online, chatting, blogging, atau bahkan membuka situs pornografi), (3) Komunikasi (mengunjungi social media, chatting), dan (4) Transaksi (pembelian barang online). Dalam konteks ini, remaja dapat terbilang sangat ketergantungan pada internet, karena yang paling sering dilakukan oleh remaja dalam menggunakan internet adalah untuk mencari materi dalam menyelesaikan tugasnya. Bahkan hal ini pun terus meningkat setiap harinya.

Karena beragamnya kegiatan yang dapat dilakukan pada internet, mungkin ini menjadi salah satu faktor remaja berlama-lama berada di depan komputer. Berawal dari intensitas yang lama dalam pemakaian internet, ternyata dapat menimbulkan masalah yang kerap kali disebut dengan kecanduan internet (internet addiction). Dalam hal ini, Babington dkk. (2002) mengkategorikan kecanduan ke dalam 3 kategori, yaitu kecanduan yang dapat dikatakan sehat (menghabiskan waktu untuk belajar atau melakukan hal-hal kreatif), kecanduan tidak sehat (cybercrime, cybersex, internet gambling), atau juga kecanduan yang merupakan kombinasi dari keduanya. Sementara Young (1996), mengkategorikan perilaku manusia yang mengalami kecanduan internet menjadi 5 macam, yaitu:
1. Cybersexual addiction, perilaku yang menelusuri situs-situs porno atau cybersex.
2. Cyber‐relationship addiction, perilaku yang hanyut dalam pertemanan dunia maya.
3. Net compulsion, perilaku yang terobsesi pada situs‐situs perdagangan tau perjudian.
4. Information overload, perilaku menelusuri situs informasi secara berlebihan.
5. Computer addiction, perilaku individu yang terobsesi pada game online.

Apabila seorang individu terlihat sudah mengalami kecanduan internet, maka menurut Suller, individu tersebut pasti akan menunjukkan perilaku seperti berikut ini: melalaikan hal‐hal penting, hubungan dengan orang-orang terdekat terganggu, orang‐orang yang dekat dengan individu akan mengeluh dan merasa diabaikan karena adanya internet, individu akan marah dan tersinggung jika perilakunya tersebut dikritik, merahasiakan kecanduannya, dan berusaha untuk berhenti dari kecanduan, tetapi tidak bisa. Akibat dari kecanduan internet ini pun lebih mengarah pada hal yang negatif. Hal ini dikemukakan oleh Setiawan (2009), dimana menurutnya, internet memiliki pengaruh besar terhadap kenakalan remaja, dan dapat memicu timbulnya perilaku dursila (berkata tidak sopan, perkelahian, berbohong dan lain-lain). Jadi, ketika kecanduan internet sudah sangat menguasai diri seorang remaja, maka sangat besar kemungkinannya remaja tersebut melakukan berbagai kenakalan jika kecanduannya ini tidak tersalurkan ataupun karena mendapat kritikan dari orang-orang sekitar.

Kenakalan remaja akibat pengaruh internet ini biasanya berbentuk perkelahian akibat kecanduan game online bertema kekerasan, berkata tidak sopan di sosial media, berbuat asusila akibat dari pornografi, pemalsuan identitas, berbohong kepada orang tua, penipuan, dan lain-lain. Kenakalan remaja dalam jurnal Pengaruh Internet Terhadap Kenakalan Remaja, dikatakan terjadi karena dua faktor, yaitu: faktor internal (individu mengalami kecanduan internet, merasa kebutuhan pokok tidak terpenuhi) dan faktor eksternal (dari lingkungan sosial, terutama teman sebaya). Dalam mengatasi kenakalan ini, terdapat 3 cara yang dapat dilakukan, antara lain: (1) Upaya preventif (upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga, sekolah serta masyarakat dan pemerintah), (2) Tindakan kuratif (tindakan pembinaan apabila kenakalan remaja sudah terlanjur terjadi), (3) Pembinaan agama.

   Analisis dan Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat kita ketahui bahwa ternyata internet tidaklah selalu memiliki dampak yang menguntungkan bagi manusia. Internet sendiri memang terlihat benar-benar membantu segala aktivitas manusia dalam kesehariannya. Akan tetapi, ternyata memang terdapat pengaruh lain dari internet yang sangat signifikan terhadap para penggunanya (user), terutama dalam hal perilaku pengguna internet, yang mayoritas berasal dari kalangan remaja. Berawal dari tingginya intensitas pemakaian internet, kecanduan terhadap internet pun juga berkemungkinan tinggi mengidap para penggunanya, terutama remaja. Menurut saya pribadi, remaja saat ini mendapat pengaruh perubahan perilaku terhadap internet karena dengan adanya banyak fasilitas yang dapat dilakukan dengan internet (sehingga menyebabkan kecanduan), dan juga pengaruh dari teman sebaya mereka. Atau mungkin bisa juga karena dari pengaruh teman sebaya, akhirnya seorang remaja menjadi kecanduan internet, terlebih lagi kecanduan terhadap game online. Apabila realita saat ini dibandingkan dengan analisa jurnal yang telah saya paparkan diatas, maka kesinambungan antar keduanya sangatlah erat. Pada realita yang terjadi sekarang ini, banyak remaja yang kecanduan terhadap internet (khususnya game online) yang berujung melakukan kenakalan remaja untuk memenuhi kebutuhan kecanduan game onlinenya tersebut, mencuri atau berbohong kepada orang tua misalnya. Maraknya pornografi yang beredar diinternet serta situs-situs porno yang dapat dengan bebas diakses (tidak memberikan batasan umur atau pemerintah tidak memblokir situs porno), juga menyebabkan meningkatnya beragam kasus asusila yang terjadi. Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa kecanduan internet adalah pengaruh internet terhadap pengguna, terutama remaja, yang dapat membawa seorang individu melakukan berbagai macam kenakalan/tindak kriminal. Jikalau terjebak dalam kecanduan internet, berkecanduan lah yang sehat sepeti apa yang dikategorikan Babington pada penjabaran diatas. Karena sudah seharusnya kita sebagai pengguna internet bijaksana dalam menggunakan internet itu sendiri.

Referensi
1. Soetjipto, Helly P. (2005). Pengujian validitas konstruk kriteria kecanduan internet. Jurnal Psikologi. 32(2):74-91. Tersedia pada: http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/91. Diakses pada tanggal 7 November 2013.

2.  MZ, Arifah Budhyati. (2012). Pengaruh internet terhadap kenakalan remaja. Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III. B:426-434. Tersedia pada: http://repository.akprind.ac.id/sites/files/conference-proceedings/2012/mz_15451.pdf. Diakses pada tanggal 8 November 2013.

3. Qomariyah, Astutik N. (2009). Perilaku penggunaan internet pada kalangan remaja perkotaan. Palimpsest Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Tersedia pada: http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/images/pdf/astutik.pdf. Diakses pada tanggal 7 November 2013.

Sunday, October 13, 2013

Psikotes Online yang Beredar di Internet

Pendahuluan
 Seperti yang kita ketahui, pada dasarnya tiap-tiap individu adalah unik. Setiap individu itu memiliki keunikan tersendiri, sehingga terciptalah keberagaman antara satu dengan yang lainnya. Keberagaman ini dapat dilihat baik dari minat dan bakat seorang individu, kepribadiannya, atau pun dari tingkat intelegensinya. Dalam psikologi sendiri, terdapat sebuah tes yang dapat digunakan untuk mengetahui serta mengukur minat & bakat, kepribadian dan juga seberapa besar IQ seorang individu yang biasa dikenal oleh masyarakat luas dengan istilah psikotes. Sebenarnya, psikotes juga sering dipakai untuk seleksi masuk ke perguruan tinggi, perusahaan, instansi pemerintah dan sebagainya. Biasanya, psikotes diadakan dengan adanya kerja sama terhadap suatu lembaga yang menyediakan jasa psikotes, seperti LPTUI atau LPTCINDO misalnya. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, dengan bantuan teknologi dan fasilitas internet, masyarakat dapat dengan mudah menjangkau psikotes bukan lagi melalui lembaga psikologi terkait, melainkan melalui media online. Seperti halnya dampak dari globalisasi di era ini, segala sesuatunya sangatlah mudah dan praktis. Begitu pula dengan keberadaan psikotes online yang tersebar di internet, terlihat lebih mudah dalam pengerjaannya dibandingkan dengan mengikuti psikotes yang disediakan oleh lembaga yang bersangkutan. Oleh karena itu, apakah dengan adanya psikotes online, masyarakat akan mendapat keuntungan tersendiri dibandingkan mengikuti psikotes non-online? Apakah psikotes non-online itu sendiri akan tersaingi dengan adanya psikotes online? Dan mungkinkah ada kelemahan dari masing-masing psikotes online maupun non-online? Karenanya, kali ini saya akan memberikan pendapat mengenai psikotes online yang ada di internet.

Teori 
Psikotes memiliki definisi sebagai suatu tes untuk mengukur aspek psikis seorang individu, baik anak-anak ataupun orang dewasa. Tujuan psikotes itu sendiri adalah untuk mengukur berbagai macam kemampuan yang berkemungkinan ada pada dalam diri seorang individu namun masih bersifat laten (tersembunyi, tidak terlihat). Kebanyakan masyarakat pada umumnya mengikuti psikotes yang bersifat tertulis, dan biasanya psikotes digunakan untuk mengetahui minat dan bakat, perekrutan tenaga kerja, tujuan klinis ataupun untuk melihat perkembangan anak dan sebagainya. Dalam psikotes sendiri pun terdapat beragam jenis-jenis tes yang pada umumnya sering digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan hasil pengukuran. Seperti halnya salah seorang tokoh psikologi bernama Morgan, ia mengklasifikasikan tes psikologi menjadi 3 jenis, yaitu: (1) Tes prestasi, (2) Tes kemampuan dan (3) Tes kepribadian. Sementara Saifudin Azwar, mengklasifikasikannya menjadi 4 jenis, yaitu: (1) Tes pengukuran intelegensi umum (tes IQ), (2) Tes pengukuran kemampuan khusus, (3) Tes pengukuran prestasi dan (4) Tes pengukuran aspek kepribadian.
Berikut ini adalah jenis-jenis tes yang lebih spesifik dalam psikotes yang sering dijumpai oleh masyarakat, diantaranya:
1.Tes Kepribadian
   Dibedakan lagi menjadi dua jenis tes, yaitu:
   a. Tes Kepribadian Grafis
                 
-Tes DAP (Draw a Person), merupakan tes untuk mengatahui karakter & kepribadian, tanggung jawab, kepercayaan diri, serta kestabilan dan ketahanan kerja. Dilakukan dengan cara: individu menggambar seorang manusia, lalu kemudian diminta untuk mendeskripsikan berapakah usia orang tersebut, apa pekerjaan atau aktifitasnya dan lain-lain. (lihat gambar A)

-Tes BAUM, merupakan tes yang serupa dengan tes DAP, hanya saja pada tes ini individu diminta untuk menggambarkan sebuah pohon. Nantinya, hasil akan terlihat dari cara individu menggambar pohon tersebut. (lihat gambar B) 

-Tes HTP (House Tree Person), merupakan tes yang dapat dikatakan sebagai gabungan tes DAP & BAUM. Individu akan diminta untuk menggambar beberapa objek (rumah, orang dan pohon) agar dapat mengetahui bagaimana daya imajinasinya serta mengetahui kepribadian individu tersebut yang berhubungan dengan fotografi. (lihat gambar C)

-Tes Wartegg, merupakan tes yang mengharuskan individu untuk melengkapi kotak-kotak berisi gambar yang terdiri dari 8 gambar, 4 diantaranya berupa garis lurus dan empat lainnya berupa garis lengkung. Bertujuan untuk mengetahui seperti apa kepribadian seseorang, terutama dalam hal emosi, imajinasi, kontrol dan lain-lain. Berikut ini adalah contoh dari tes Wartegg.

             http://malemminggu.files.wordpress.com/2010/08/psi_03.jpg

  b. Tes Kepribadian Kuesioner
-Tes EPPS (Edwards Personal Preference Schedule), merupakan tes yang meminta individu untuk memilih jawaban yang sangat sesuai dengan dirinya. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur serta menggambarkan kepribadian seorang individu yang nantinya akan berkaitan dengan pekerjaan yang dipilihnya.

-Tes Enneagram, tes dilakukan serupa seperti tes EPPS, hanya saja hasil pengukuran tes ini akan menggambarkan bagaimana kepribadian seorang individu, apakah kepribadiannya tersebut dapat sesuai dengan jabatan yang diinginkan/dimiliki.

-Tes MAPP (Motivational Appraisal Personal Potential), merupakan tes untuk mengetahui minat dan bakat seseorang yang sesuai dengan kepribadiannya. Tes ini dapat menentukan pada dibidang apakah individu akan ditempatkan di suatu perusahaan yang sesuai dengan minat dan kepribadiannya sehingga individu dapat optimal dalam melakukan pekerjaan.

-Tes Pauli Kraepelin, tes untuk mengukur apakah individu konsisten, memiliki ketelitian, kontrol diri, daya penyesuaian diri dan lain-lain. Tes ini dilakukan dengan cara melakukan penghitungan angka dalam deret yang panjang.

2. Tes Intelektual
-Tes Army Alpha, tes untuk melihat apakah seorang individu dapat melaksanakan instruksi dengan tepat serta seperti apa daya konsentrasi dan ketelitian individu dalam memahami deretan angka yang dikombinasikan dengan gambar. (lihat gambar A)

-Tes Logika Aritmatika, tes yang menyajikan deretan angka, tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan seorang individu dalam memahami pola dan bentuk penyelesaian deret angka tersebut. (lihat gambar B)

-Tes Logika Penalaran, merupakan tes yang serupa dengan tes logika aritmatika, hanya saja tes logika penalaran menyajikan deretan gambar 2D atau 3D. (lihat gambar C)


-Tes Analog Verbal, merupakan tes yang biasanya terdiri dari sinonim, antonim ataupun analog suatu kata. Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana individu dapat memahami sebab - akibat dalam suatu permasalahan. (lihat gambar D)

                                        Analisis 
Jika membandingkan psikotes online yang beredar di internet dengan psikotes non-online yang pernah saya ikuti, saya berpendapat bahwa keduanya sama saja namun memang psikotes non-online yang kerap kali disediakan oleh lembaga psikologi terkait jauh lebih efektif. Keduanya memang memiliki sisi positif dan negatif, namun tujuan keduanya adalah sama, yaitu untuk mengukur kemampuan seorang individu yang tersembunyi (laten). Banyak yang mengatakan bahwa psikotes online tidaklah efektif dan berkemungkinan memberikan dampak negatif pada pihak-pihak tertentu. Memang benar adanya bahwa psikotes online terlihat tidak efektif, namun itu juga dikarenakan psikotes online yang beredar di internet dilakukan secara instan. Soal-soal yang diberikan tidak sebanyak seperti pada psikotes non-online yang dapat mencapai puluhan soal. Waktu untuk pengerjaannya pun relatif singkat, bahkan untuk masalah biaya, masyarakat dapat mengikutinya dengan gratis. Jelas hasil yang diberikan pada individu yang mengikuti psikotes online ini tidaklah dapat dengan mudah dipercaya jika melihat prosesnya yang terbilang seadanya. Beberapa website yang menawarkan psikotes online, menurut saya, yang menyediakannya itu adalah orang yang mungkin mengerti mengenai psikologi atau psikotes itu sendiri. Sebab mereka tidak dapat asal memberikan klasifikasi IQ dan sebagainya apabila tidak mengerti hal tersebut. Sangat disayangkan, hal seperti ini dapat dikatakan kurang bertanggung jawab karena tidak ada penjelasan lebih lanjut yang dapat diberikan. Namun kembali lagi selayaknya slogan di era globalisasi ini, segala sesuatu yang dilakukan secara instan, belum tentu baik.
Perihal mengenai adanya dampak negatif terhadap pihak-pihak tertentu, dirugikan misalnya, saya rasa masyarakat zaman sekarang pasti sudah dapat membedakan mana psikotes yang hanya untuk iseng dan mana psikotes yang benar-benar dapat memberikan hasil mengenai kemampuan dirinya. Masyarakat pasti akan tetap pergi mendatangi lembaga psikologi terkait untuk benar-benar mengukur kemampuannya dibandingkan dengan percaya pada hasil dari psikotes online. Hasil pada psikotes online hanyalah angka, bukan penjelasan, sehingga masyarakat pasti akan memastikannya dengan cara mendatangi sebuah lembaga. Segala hal mengenai rahasia yang hanya diketahui psikolog mengenai psikotes, saat ini, hal tersebut sudah menjadi rahasia umum yang diketahui oleh banyak orang. Munculnya banyak buku yang diterbitkan mengenai rahasia dan tips psikotes, sangatlah memudahkan individu yang ingin mengikuti psikotes. Saya rasa lembaga terkait mungkin tidak terlalu dirugikan, karena biasanya seperti yang saya temukan, orang-orang psikologi sendiri lah yang membuat buku-buku tersebut, meski tidak semua orang psikologi menulisnya.
Segala hasil yang diberikan baik dari psikotes online maupun psikotes non-online, di era ini, menurut saya hasil-hasil tersebut bukanlah patokan untuk benar-benar mengukur kemampuan diri seseorang. Hasil yang ada terkadang bukanlah hasil yang pasti. Kenapa tidak pasti? Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, masyarakat dapat membeli buku mengenai rahasia dan tips psikotes agar hasilnya bagus sesuai yang diinginkan. Ketidakpastian hasil ini dapat saya katakan juga karena apabila ada seorang individu yang mengikuti psikotes dalam kondisi yang kurang baik, sakit atau ada masalah misalnya, ia pasti menjadi tidak konsen dalam mengerjakan psikotes tersebut. Kondisi seperti itu dapat membuat hasil psikotes individu tidak sesuai dengan kemampuan dirinya. Akan sangat disayangkan apabila ada seorang individu yang memiliki banyak kemampuan, namun saat mengikuti psikotes kondisinya kurang baik.
Sehingga kesimpulan saya adalah dengan adanya psikotes online yang beredar diinternet, masyarakat akan sangat terbantu apabila sering mengikutinya (terutama seperti tes deret angka dan penalaran) sebelum mengikuti psikotes pada lembaga terkait, atau pun ketika akan menghadapi seleksi yang mengujikan soal-soal psikotes. Namun tetap, psikotes online bukanlah cara untuk mengukur kemampuan diri individu. Lembaga psikologi terkait pun akan tetap bertahan dengan adanya konsumen yang membutuhkan jasa psikotes, karena sebagus dan seefektif apapun psikotes online itu, masyarakat tetap membutuhkan sesuatu yang lebih terlihat resmi dan meyakinkan, yang dapat dipertanggungjawabkan. Mereka menginginkan kepastian dan penjelasan mengenai kemampuan yang ada pada dirinya. Untuk psikotes non-online sendiri, ada baiknya apabila tes yang diberikan kepada masyarakat adalah tes yang memenuhi karakteristik yang baik, yaitu: reliabilitas (dapat memberikan hasil yang sama meski diberikan oleh tester yang berbeda), validitas (mengukur apa yang seharusnya diukur), dan norma (skor suatu kelompok representatif yang dijadikan sebagai dasar untuk menginterpretasi skor individu lain). Apabila setiap lembaga psikologi memiliki ketiga karakteristik tersebut pada tes psikotesnya, maka masyarakat pun tidak akan meragukan lagi hasilnya.

                                       Referensi
1. Dwi, Riyanti. & Prabowo, Hendro. (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta: Universitas Gunadarma. 


2. Ssant & Sons. Psikotes. http://www.ssantsons.com/psikotes.html. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013. 

3. InfoNews. Contoh Soal Psikotes dan Cara Menjawab. http://www.infonews.web.id/2012/11/contoh-soal-psikotest-dan-cara-menjawab.html. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2013.  

4. Gerger. (2010). 9 Bentuk Tes Psikologi Berserta Tips Menyelesaikannya. http://malemminggu.wordpress.com/2010/08/25/9-bentuk-tes-psikologi-beserta-tips-menyelesaikannya/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013. 

5. Mcscv. Macam-Macam Bentuk Soal Tes Psikotes. http://www.mcscv.com/produk_detail.php?page-id=Macam-macam-bentuk-soal-tes-psikotes&rdmt=79711&id=defadm&pid=jenis-tujuan-tes-psikotes. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013.

Thursday, May 30, 2013

Pembagian Wilayah Untuk Penyebaran Binatang

Untuk tugas kali ini, mengenai kehidupan di bumi, saya akan membahas tentang geografi kehidupan: pembagian wilayah untuk penyebaran binatang. Seperti yang kita ketahui, berbagai macam binatang banyak tersebar di mana saja, baik di Indonesia maupun di belahan dunia. Akan tetapi, ternyata penyebarannya itu terbagi menjadi beberapa wilayah lagi. Penyebaran wilayah ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor. Setelah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai pembagian wilayah untuk penyebaran binatang.

Pada umumnya, hewan tersebar secara terbatas pada daerah tertentu karena adanya berbagai penghalang atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu. Biasanya, yang menjadi penghalang dan pemisah persebaran hewan adalah faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan keadaan bumi seperti laut, sungai, gunung, padang pasir dan iklim. Wilayah persebaran hewan sendiri ditentukan oleh kondisi zaman dahulu dan hubungannya dengan masa sekarang antara benua yang satu dengan benua lainnya. Wilayah persebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858), selanjutnya dikembangkan oleh Huxley (1868) dan oleh Wallace (1876). Menurut Wallace, persebaran di dunia dapat dikelompokkan menjadi enam wilayah, yaitu Neartik, Neotropik, Australis, Oriental, Paleartik dan Etiopian.


a. Wilayah Neartik
Wilayah Neartik meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan seluruh daerah Greenland. Amerika Utara bagian timur terdiri atas hutan gugur, Amerika Utara bagian tengah terdiri atas padang rumput, dan di Amerika Utara bagian utara terdapat hutan konifer yang luas. Beberapa hewan yang terdapat di wilayah Neartik antara lain antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai dari Amerika Utara (prairie dog), kalkun, salamander, bison dan karibu. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.

b. Wilayah Neotropik
Wilayah Neotropik meliputi Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian tengah dan Amerika Selatan.Kondisi wilayah Neotropik sebagian besar beriklim tropis dan di zona selatan beriklim sedang. Hewan-hewan yang terdapat di wilayah ini antara lain armadillo, alpaka, kelelawar penghisap darah, orang utan, trenggiling, menjangan, kuda, tapir (beda dengan tapir Asia) dan kera. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata.

c. Wilayah Australis
Wilayah Australis meliputi Australia, Selandia Baru, Irian (Papua), Maluku dan pulau-pulau di sekitarnya. Sebagian besar kondisi lingkungannya beriklim tropis dan sebagian lagi beriklim sedang. Hewan-hewan yang hidup di wilayah Australis ini yaitu kanguru, trenggiling, koala, kasuari, cenderawasih, kiwi, kura-kura, buaya, kakatua dan burung penghisap madu. Mencakup spesies mamalia bertelur, reptil dan juga burung.

d. Wilayah Oriental
Wilayah Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau di sekitarnya, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Srilangka dan Filipina. Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental bervariasi, namun sebagian besar beriklim tropis. Hewan-hewan yang terdapat di wilayah ini yaitu harimau, gajah, gibon, orang utan dan badak bercula satu. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya hewan-hewan yang ada di wilayah Indonesia bagian Barat.

e. Wilayah Paleartik
Wilayah Paleartik meliputi hampir seluruh daratan Eurasia dan beberapa daerah tertentu seperti Himalaya, Afganistan, Afrika, Inggris dan Jepang. Keadaan iklim di wilayah ini bervariasi karena memiliki perbedaan suhu yang tinggi dan curah hujan yang berbeda-beda. Hewan-hewan yang terdapat di wilayah Paleartik ini adalah panda, unta, bison, landak, kucing kutub dan menjangan kutub.

f. Wilayah Etiopian
Wilayah Etiopian meliputi seluruh daratan Benua Afrika, Madagaskar dan daratan Arab bagian selatan. Keadaan di wilayah Etiopian relatif seragam. Disini terdapat Gurun Sahara yang menjadi barier antara wilayah Paleartik dan Etiopian. Di wilayah ini terdapat gorila, simpanse, zebra, jerapah, kuda nil, antelop dan burung unta. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.

Tidak hanya di dunia, di Indonesia sendiri terdapat wilayah persebaran binatang. Persebaran fauna di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan keadaan geografis, yaitu fauna Indonesia barat, fauna Indonesia tengah dan fauna Indonesia timur.


a. Fauna Indonesia Barat
Kawasan fauna Indonesia barat meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Fauna dikawasan ini sering disebut sebagai fauna Dangkalan Sunda. Batas wilayah fauna Indonesia barat adalah garis wallace. Jenis-jenis fauna yang ada di wilayah ini termasuk tipe Asiatis, seperti gajah, banteng, beruang, orang utan, harimau,tapir, rusa, ikan pesut, buaya, trenggiling, kijang dan lain-lain.

b. Fauna Indonesia Tengah
Kawasan fauna Indonesia tengah meliputi Sulawesi dan Nusa Tenggara. Fauna di kawasan tengah merupakan fauna khas Indonesia. Persebaran fauna Indonesia tengah dibatasi oleh garis wallace disebelah barat dan garis weber di sebelah timur. Jenis fauna yang ada di wilayah ini antara lain anoa, babi rusa, kura-kura, biawak, kuskus, tarsius, kera, komodo, buaya, serta berbagai jenis burung seperti burung cenderawasih, maleo, kakatua, nuri dan raja udang.

c. Fauna Indonesia Timur
Kawasan fauna Indonesia timur meliputi Kepulauan Maluku dan Papua beserta pulau-pulau kecil dicekitarnya. Wilayah ini sering disebut sebagai wilayah fauna Dangkalan Sahul. Jenis fauna di kawasan ini termasuk tipe Austrialis, seperti kanguru, walaby, cenderawasih, kasuari, kakatua, nokdiak (landak Irian), buaya, biawak, kadal dan kura-kura.

SUMBER
-Hestiyanto, Yusman. (2007). Geografi SMA Kelas XI. Jakarta:Yudhistira.
-https://andimanwno.wordpress.com/2009/04/08/persebaran-fauna-di-dunia/
-https://andimanwno.wordpress.com/2009/03/10/persebaran-fauna-indonesia/

Saturday, April 27, 2013

Dampak Perkembangan IPTEK Terhadap Kehidupan Manusia

Pada umumnya, perkembangan IPTEK pasti akan memberikan dampak pada hampir keseluruhan bidang kehidupan manusia. Namun kali ini, saya akan memilih dampak perkembangan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari. Karena dalam kehidupan sehari-hari, bidang ekonomi, sosial maupun budaya sudah tercakup keseluruhan didalamnya. Seperti yang kita ketahui, IPTEK akan terus mengalami perkembangan dari masa ke masa seiring dengan tingkat peradaban manusia di dunia. Pemikiran manusia yang semakin kompleks dan maju, serta rasa ingin membuat inovasi-inovasi baru adalah faktor yang sangat mendorong perkembangan IPTEK. Perkembangan IPTEK secara tidak langsung juga terjadi karena tuntutan dari keinginan-keinginan manusia akan suatu inovasi baru, yang bertujuan agar segala aktivitas mereka dapat semakin terbantu pula oleh perkembangan IPTEK itu sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia, setiap harinya kita pasti sudah tidak asing lagi melihat berbagai macam teknologi yang banyak dipakai untuk menunjang aktivitas. Memang, begitu banyak manfaat yang didapat dari teknologi, namun segala sesuatu itu pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, begitu juga teknologi yang sekarang semakin canggih saja, tidak hanya dampak positif yang kita dapat melainkan dampak negatifnya juga akan ikut beserta dampak positif tersebut. Dampak positif dari teknologi dapat langsung dirasakan oleh para penggunanya, dan biasanya, para pengguna teknologi, sering kali tidak menyadari dampak negatif yang terjadi pada dirinya, melainkan orang lain lah yang dapat melihat dampak negatif tersebut.

Dampak positif pertama dari teknologi adalah dapat mempermudah atau membantu aktivitas sehari-hari manusia. Jika kita melihat pada kehidupan keseharian manusia, tentunya manusia pasti tidak jauh dari berbagai teknologi. Handphone yang dapat digunakan untuk berkomunikasi kapan dan dimana saja. Laptop dan tablet yang mudah dibawa untuk mengerjakan berbagai macam tugas atau laporan dan sebagainya. Handphone, laptop dan tablet yang saya sebutkan diatas merupakan teknologi yang paling umum dan sangat dekat dengan keseharian manusia. Para buruh pabrik sendiri pun juga mendapat dampak positif dari teknologi, dengan adanya mesin-mesin berteknologi tinggi  pekerjaan mereka dapat terbantu, sehingga dapat memproduksi lebih efisien dan efektif dibandingkan tanpa mesin. Dan untuk mahasiswa, dampak positif ini dirasakan ketika akan mengerjakan tugas, pengumpulan materi dan referensi tugas dapat mudah didapat melalui internet.

Dampak positif yang kedua yaitu teknologi dapat mempermudah manusia untuk mendapatkan informasi dengan cepat. Bagaimana tidak? dahulu untuk mendapat informasi, atau hanya untuk sekedar menambah wawasan, manusia hanya dapat membaca buku atau pun koran dan artikel lainnya atau pergi ke perpustakaan untuk mendapat referensi yang lebih banyak. Sekarang, manusia sudah dipermudah dengan banyaknya search engine seperti google atau wikipedia untuk mendapat informasi. Dengan hanya mengetikkan suatu hal yang ingin kita cari, berbagai referensi pun nantinya akan muncul.
 
Dampak positif ketiga yaitu dengan adanya teknologi, manusia dapat memperluas relasinya melalui berbagai jejaring sosial. Sebut saja facebook, twitter, omegle, dan lain-lain, kita dapat mengenal orang-orang antar kota atau bahkan dari seluruh belahan dunia melalui jejaring sosial tersebut. Dan secara tidak langsung pula, sebenarnya dengan memiliki relasi yang luas seperti ini, kita dapat saling berbagi dan juga mempelajari budaya yang dimiliki satu sama lain.

Dan dampak positif selanjutnya adalah dapat memotivasi manusia untuk menciptakan teknologi baru atau mengembangkan teknologi yang sudah ada. Seperti yang sudah dijabarkan diatas, perkembangan IPTEK terjadi karena selain mengikuti tingkat peradaban manusia dan karena tuntutan-tuntutan dari manusia itu sendiri. Misalkan seperti saat laptop belum terpasang webcam, manusia pasti akan berpikir bahwa jika laptop memiliki webcam yang dapat memungkinkan interaksi antar muka, pasti akan sangat baik. Nah, hal tersebut merupakan tuntutan manusia, sehingga sekarang hampir semua laptop terpasang webcam, dan dikembangkanlah jejaring sosial yang juga mendukung untuk memanfaatkan webcam itu sendiri, skype misalnya. Manusia juga dapat mengembangkan teknologi yang sudah ada dengan beberapa inovasi lain, misalnya seperti jam weker yang seharusnya menggunakan baterai, baterai ini dapat diganti dengan air atau sumber daya matahari.

Selain dampak positif dari teknologi yang sudah ada diatas, dampak negatif yang ada dari teknologi itu sendiri yang pertama adalah terjadinya ketidakpekaan antar sesama manusia. Jika manusia sudah berkutat dengan memegang handphone atau teknologi lainnya, yang kerap kali terjadi adalah manusia jadi sibuk sendiri tanpa memperdulikan sekitarnya. Banyak kasus dimana saat orang lain mengajak bicara, atau sedang bercerita, bukannya memperhatikan apa yang orang tersebut katakan, tetapi mata malah tertuju pada layar handphone dan terkesan tidak memperhatikan. Manusia yang mendapat dampak negatif seperti ini memang tidak merasakannya langsung, namun orang lain lah yang dapat menilainya. Interaksi langsung antar sesama pun dapat dikatakan menurun, termasuk pula rasa simpati kepada orang lain.

Dampak negatif kedua dari teknologi yaitu pemicu pelanggaran norma dan terjadinya tindak kriminal. Dalam konteks ini, lebih mengarah pada jejaring sosial dan situs website. Menurut saya, internet merupakan bagian dari keseharian manusia, kebebasan manusia untuk berselancar di internet sangat lah tidak terbatas. Namun sayangnya, kebebasan ini terkadang banyak disalahgunakan oleh beberapa pihak, apalagi untuk para anak-anak tanggung yang beranjak remaja. Seperti halnya, anak-anak ini yang dapat dikatakan masih dibawah umur, dapat pula mengakses situs dewasa karena terlalu bebasnya berselancar di internet. Oleh karena itu pelanggaran norma kerap kali terjadi karena hal-hal seperti ini. Tindak kriminal pun tidak dapat dipungkiri bahwa pasti dapat terjadi apabila ada kesempatan. Contoh di dunia nyata adalah seperti seorang anak perempuan yang di culik oleh seseorang yang dikenalnya melalui facebook

Sebenarnya, dampak positif dan negatif dari teknologi dapat disebutkan lebih banyak lagi, namun secara keseluruhan, yang biasanya terjadi pada kehidupan sehari-hari manusia (dalam aspek-aspek tertentu) adalah seperti yang telah disebutkan diatas. Disini, peran pemerintah dan orang tua sangatlah penting untuk meminimalisir dampak negatif yang ada dari teknologi. Terutama di zaman yang sudah maju seperti ini, sasaran yang sangat mudah terkena arus negatif teknologi adalah anak-anak. Mengapa? Anak-anak sekarang, sejak kecil pun sudah mengenal canggihnya teknologi, sehingga diperlukan adanya pengawasan dari setiap orang tua.

Tuesday, March 26, 2013

Perkembangan Alam Pikiran Manusia

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan membutuhkan orang lain demi menunjang kelangsungan hidupnya. Manusia sendiri juga akan selalu tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Pada dasarnya, seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk yang paling berbeda dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia dianugerahi akal oleh Tuhan. Ternyata, tidak hanya fisik manusia saja yang tumbuh dan berkembang, namun alam pikiran manusia pun juga turut mengalami perkembangan. 

Saya berpendapat bahwa pikiran manusia akan berkembang seiring berjalannya waktu, saya pun membagi kedalam lima fase tahap perkembangan alam pikiran manusia, yaitu (I) Tahap Anak (Bayi-10 tahun), merupakan tahap dimana pikiran manusia sebagai anak-anak masih terbebas dengan hal-hal yang rumit dan kompleks, alam pikirannya masih cenderung untuk bermain-main namun mereka tetap dapat melakukan pemecahan masalah yang terjadi pada anak-anak seumuran mereka. Contohnya seperti bagaimana cara mengikat tali sepatu yang lepas, menyusun balok untuk batita dan balita, dan sebagainya. Di tahap ini, anak-anak dapat mulai mengembangkan alam pikirannya dengan berbagai aktivitas yang menunjang. (II) Tahap Remaja (11-17 tahun), pada tahap ini, sepertinya pikiran manusia sudah banyak berkembang, karena pada tahap remaja lah, keingintahuan manusia sangat besar. Pemikiran mereka sudah mulai kompleks, dan cenderung ingin mencoba segala sesuatu yang baru dengan diikuti pertimbangan konsekuensi apa yang akan mereka dapatkan nanti. Ide-ide kreatif serta cara remaja berpikir untuk menyelesaikan masalah mereka pun jauh lebih baik. Hanya saja, peran ‘perasaan’ pada remaja juga sangat kuat, hal inilah yang menyebabkan ketidakstabilan akan sikap/perilaku/pikiran mereka. (III) Tahap Dewasa (18-30 tahun), kebanyakan orang berkata bahwa pada tahap dewasa lah, alam pikiran manusia sudah matang dan sangat berkembang. Manusia dapat memecahkan masalah dengan solusi-solusi terbaik yang mereka pikirkan, ide kreatif yang mereka miliki pun sudah sangat berkemungkinan besar untuk terealisasikan dengan strategi dan rencana yang tersusun. (IV) Tahap Lanjut (31-50 tahun), setelah melewati tahap dewasa, alam pikiran manusia akan semakin rasional di tahap lanjut, faktor usia pun disini mendukung terhadap pikiran manusia. Menurut saya, tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap yang stabil akan alam pikiran manusia, ditambah dengan semakin rasionalnya manusia berpikir berkat pengalaman-pengalaman yang sebelumnya pernah mereka lalui. (V) Tahap Akhir (Lanjut Usia >51), alam pikiran pada manusia yang >51 tahun, akan terlihat berbeda-beda antar satu dengan yang lainnya, sebab, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi alam pikiran manusia itu sendiri. Ada yang cenderung kembali memiliki pola pikir anak-anak, atau tetap semakin matang melanjuti perkembangan tahap lanjut. 

Meski pada paragraf diatas saya mengklasifikasikan ada lima tahapan proses perkembangan alam pikiran manusia, namun saya mempercayai satu hal, bahwa sebenarnya pada era ini, alam pikiran manusia tidak harus selalu dikaitkan dengan usia. Yang saya jabarkan di paragraf sebelumnya adalah hanya hasil dari penelitian yang sangat kecil yang saya rasa akan mencakup keseluruhan tahap perkembangan pikiran manusia pada umumnya. Mengapa saya katakan bahwa usia tidak lagi dikaitkan dengan proses perkembangan alam pikiran manusia? Sebab saya berpendapat, manusia pada tahap remaja juga dapat memiliki pola pikir yang mungkin tidak jauh dengan para orang dewasa. Banyak hal yang dapat memicu kematangan pikiran manusia sebelum memasuki usia yang seharusnya. Begitu pula sebaliknya, para manusia yang dikatakan dewasa sekalipun, bisa saja memiliki pemikiran yang seperti remaja, tidak stabil. Oleh karena itu, tujuan dibuatnya pengklasifikasian tahap perkembangan alam pikiran manusia diatas adalah untuk mewakili keseluruhan pola pemikiran tiap-tiap individu secara umum. 

Sepertinya, sudah menjadi kodrat bahwa manusia pasti akan memenuhi rasa keingintahuannya dengan cara apapun. Awalnya, keingintahuan manusia berasal dari pemikiran manusia itu sendiri. Atau jika dikaitkan dengan filsafat, keingintahuan manusia dapat dipenuhi dengan cara bertanya. Manusia berfilsafat diawali dengan bertanya tentang segala sesuatu yang dipikirkannya secara terus-menerus hingga mendapat kejelasan. Dan yang mendasari segala pertanyaan, rasa keingintahuan dan rasa penasaran adalah rasio. Terbilang pula bahwa hanya makhluk yang memiliki rasio (manusia) yang dapat berfilsafat. Jadi, rasio itu merupakan dasar dari segalanya yang membuat manusia untuk berfilsafat. Jika manusia belum mendapatkan suatu kepastian dari pertanyaan yang ia punya, maka ia akan terus-menerus bertanya hingga rasa penasaran dan keingintahuannya hilang. 

Keingintahuan manusia, baik itu mengenai pengetahuan, cara memecahkan masalah dan sebagainya, jika dalam filsafat dapat dipenuhi dengan cara bertanya, sebagai manusia di era yang sudah maju, keingintahuan ini juga dapat dipenuhi melalui media massa, terlebih lagi melalui media online. Jadi, sekarang ini, untuk memenuhi keingintahuannya, manusia sudah dapat dengan sangat mudah memenuhinya. Hubungan keingintahuan dengan konteks perkembangan alam pikiran manusia sendiri, sepertinya saling berkaitan. Sebab, dengan terpenuhinya keingintahuan manusia, manusia akan mendapat informasi baru yang dapat berguna dalam proses pengembangan alam pikirannya. Semakin berkembangnya alam pikiran manusia, keingintahuan manusia akan suatu hal pun akan terlihat semakin kompleks dan tidak biasa.

=> ellysa@staff.gunadarma.ac.id

Friday, January 4, 2013

Manusia dan Harapan

▲Pengertian Harapan
1. Pengertian Harapan
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan agar sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.

2. Persamaan Harapan dan Cita-Cita
Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian yang tidak terlalu muluk. Sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu :
-Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
-Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

3. Contoh Harapan
Sepasang suami istri baru saja memiliki anak. Anak tersebut merupakan anak pertama mereka. Sepasang suami istri ini pun berharap anak mereka nanti menjadi anak yang sehat dan berbakti kepada orang tua. Harapan yang tidak berlebih namun sederhana.

▲Sebab Manusia Memiliki Harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

▶Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dan dorongan ini, menyebabkan manusia memiliki harapan atau keinginan.

▶Dorongan kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani (sandang, pangan, papan) dan kebutuhan rohani.

Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham Maslow sendiri, sesuai dengan kodratnya, harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah: kelangsungan hidup (survival), keamanan (safety), hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love), diakui lingkungan (status) dan perwujudan cita-cita (self actualization).


▲Pengertian Doa
1. Pengertian Doa
Menurut bahasa, doa berasal dari kata "da'a" yang artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah, doa berarti memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan. Jadi doa adalah memohon atau meminta sesuatu yang bersifat baik kepada Tuhan seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman.

2. Macam-Macam Doa
Doa dibedakan menjadi dua, yaitu Doa Masalah dan Doa Ibadah.
▶Doa masalah (permintaan) adalah doa yang meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Doa masalah dibagi menjadi tiga:
-Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala).

-Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.

-Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta orang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.

▶Doa Ibadah adalah semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah baik lahiriah maupun batiniah, dengan tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.

3. Contoh Doa
“Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah, Ya Tuhan kami janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tak sanggup memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. (Al-Baqarah: 286).

▲Kepercayaan
1. Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.

2. Tiga Teori Kebenaran
Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang kebenaran :
▶Teori Koherensi/Konsistensi
Suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.

▶Teori Korespondensi
Teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

▶Teori Pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

▲Kepercayaan dan Usaha Untuk Meningkatkannya
1. Pembedaan Empat Kepercayaan
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
Kepercayaan kepada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang, dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.

Kepercayaan kepada orang lain, dimana orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai atau terhadap kebenaran orang lain.

Kepercayaan kepada pemerintah, karena pada dasarnya negara berorientasi pada Tuhan dan kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau sebagai warga negara mempercayai pemerintah/negara.

Kepercayaan kepada Tuhan, merupakan hal yang sangat penting percaya kepada Tuhan. Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhannya.

2. Usaha Manusia Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Kepada Tuhan 
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain: 
▶Meningkatkan ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
▶Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
▶Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya.
▶Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
▶Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan lain-lain.

SUMBER
Nugroho, Widyo dan Muchji, Achmad. (1996). MKDU: Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma.