Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan membutuhkan orang lain demi menunjang kelangsungan hidupnya. Manusia sendiri juga akan selalu tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Pada dasarnya, seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk yang paling berbeda dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia dianugerahi akal oleh Tuhan. Ternyata, tidak hanya fisik manusia saja yang tumbuh dan berkembang, namun alam pikiran manusia pun juga turut mengalami perkembangan.
Saya berpendapat bahwa pikiran manusia akan berkembang seiring berjalannya waktu, saya pun membagi kedalam lima fase tahap perkembangan alam pikiran manusia, yaitu (I) Tahap Anak (Bayi-10 tahun), merupakan tahap dimana pikiran manusia sebagai anak-anak masih terbebas dengan hal-hal yang rumit dan kompleks, alam pikirannya masih cenderung untuk bermain-main namun mereka tetap dapat melakukan pemecahan masalah yang terjadi pada anak-anak seumuran mereka. Contohnya seperti bagaimana cara mengikat tali sepatu yang lepas, menyusun balok untuk batita dan balita, dan sebagainya. Di tahap ini, anak-anak dapat mulai mengembangkan alam pikirannya dengan berbagai aktivitas yang menunjang. (II) Tahap Remaja (11-17 tahun), pada tahap ini, sepertinya pikiran manusia sudah banyak berkembang, karena pada tahap remaja lah, keingintahuan manusia sangat besar. Pemikiran mereka sudah mulai kompleks, dan cenderung ingin mencoba segala sesuatu yang baru dengan diikuti pertimbangan konsekuensi apa yang akan mereka dapatkan nanti. Ide-ide kreatif serta cara remaja berpikir untuk menyelesaikan masalah mereka pun jauh lebih baik. Hanya saja, peran ‘perasaan’ pada remaja juga sangat kuat, hal inilah yang menyebabkan ketidakstabilan akan sikap/perilaku/pikiran mereka. (III) Tahap Dewasa (18-30 tahun), kebanyakan orang berkata bahwa pada tahap dewasa lah, alam pikiran manusia sudah matang dan sangat berkembang. Manusia dapat memecahkan masalah dengan solusi-solusi terbaik yang mereka pikirkan, ide kreatif yang mereka miliki pun sudah sangat berkemungkinan besar untuk terealisasikan dengan strategi dan rencana yang tersusun. (IV) Tahap Lanjut (31-50 tahun), setelah melewati tahap dewasa, alam pikiran manusia akan semakin rasional di tahap lanjut, faktor usia pun disini mendukung terhadap pikiran manusia. Menurut saya, tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap yang stabil akan alam pikiran manusia, ditambah dengan semakin rasionalnya manusia berpikir berkat pengalaman-pengalaman yang sebelumnya pernah mereka lalui. (V) Tahap Akhir (Lanjut Usia >51), alam pikiran pada manusia yang >51 tahun, akan terlihat berbeda-beda antar satu dengan yang lainnya, sebab, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi alam pikiran manusia itu sendiri. Ada yang cenderung kembali memiliki pola pikir anak-anak, atau tetap semakin matang melanjuti perkembangan tahap lanjut.
Meski pada paragraf diatas saya mengklasifikasikan ada lima tahapan proses perkembangan alam pikiran manusia, namun saya mempercayai satu hal, bahwa sebenarnya pada era ini, alam pikiran manusia tidak harus selalu dikaitkan dengan usia. Yang saya jabarkan di paragraf sebelumnya adalah hanya hasil dari penelitian yang sangat kecil yang saya rasa akan mencakup keseluruhan tahap perkembangan pikiran manusia pada umumnya. Mengapa saya katakan bahwa usia tidak lagi dikaitkan dengan proses perkembangan alam pikiran manusia? Sebab saya berpendapat, manusia pada tahap remaja juga dapat memiliki pola pikir yang mungkin tidak jauh dengan para orang dewasa. Banyak hal yang dapat memicu kematangan pikiran manusia sebelum memasuki usia yang seharusnya. Begitu pula sebaliknya, para manusia yang dikatakan dewasa sekalipun, bisa saja memiliki pemikiran yang seperti remaja, tidak stabil. Oleh karena itu, tujuan dibuatnya pengklasifikasian tahap perkembangan alam pikiran manusia diatas adalah untuk mewakili keseluruhan pola pemikiran tiap-tiap individu secara umum.
Sepertinya, sudah menjadi kodrat bahwa manusia pasti akan memenuhi rasa keingintahuannya dengan cara apapun. Awalnya, keingintahuan manusia berasal dari pemikiran manusia itu sendiri. Atau jika dikaitkan dengan filsafat, keingintahuan manusia dapat dipenuhi dengan cara bertanya. Manusia berfilsafat diawali dengan bertanya tentang segala sesuatu yang dipikirkannya secara terus-menerus hingga mendapat kejelasan. Dan yang mendasari segala pertanyaan, rasa keingintahuan dan rasa penasaran adalah rasio. Terbilang pula bahwa hanya makhluk yang memiliki rasio (manusia) yang dapat berfilsafat. Jadi, rasio itu merupakan dasar dari segalanya yang membuat manusia untuk berfilsafat. Jika manusia belum mendapatkan suatu kepastian dari pertanyaan yang ia punya, maka ia akan terus-menerus bertanya hingga rasa penasaran dan keingintahuannya hilang.
Keingintahuan manusia, baik itu mengenai pengetahuan, cara memecahkan masalah dan sebagainya, jika dalam filsafat dapat dipenuhi dengan cara bertanya, sebagai manusia di era yang sudah maju, keingintahuan ini juga dapat dipenuhi melalui media massa, terlebih lagi melalui media online. Jadi, sekarang ini, untuk memenuhi keingintahuannya, manusia sudah dapat dengan sangat mudah memenuhinya. Hubungan keingintahuan dengan konteks perkembangan alam pikiran manusia sendiri, sepertinya saling berkaitan. Sebab, dengan terpenuhinya keingintahuan manusia, manusia akan mendapat informasi baru yang dapat berguna dalam proses pengembangan alam pikirannya. Semakin berkembangnya alam pikiran manusia, keingintahuan manusia akan suatu hal pun akan terlihat semakin kompleks dan tidak biasa.
=> ellysa@staff.gunadarma.ac.id
=> ellysa@staff.gunadarma.ac.id
No comments:
Post a Comment